Pernahkah anda diajak oleh teman, kerabat atau tetangga untuk ikut ke
daerah pedalamana di Jawa timur. Tepatnya ke desa Karangan, kabupaten
Trenggalek. Anda tidak diberitahu mau apa nanti disana. Anda hanya
diberitahu bahwa disana ada suatu proyek yang sangat menguntungkan.
Biaya transportasi dan akomodasi semua ditanggung. Anda hanya tinggal
ikut. Dan jika anda memutuskan ikut, saya sudah tau apa yang akan anda
alami di sana.
Setelah tiba disana, anda akan diantar ke sebuah bangunan megah bak
istana. Bangunan yang membuat anda kagum sekaligus heran. Heran karena
ditengah-tengah desa terpencil terdapat suatu rumah mewah yang kontras
sekali dengan lingkungan sekitar. Bangunan yang mencolok mata.
Rumah mewah di tengah pedalaman Trenggalek
Ya.. ‘Mencolok’.. bukan menyolok. Karena terasa dipaksakan untuk
menarik perhatian. Seolah sengaja disorongkan ke depan mata dengan
kasar. Rumah mewah tersebut milik Bapak Tri Hartono, salah seorang
warga yang menjadi jutawan setelah menekuni ‘proyek’ yang disebutkan
teman anda. Mobil mewahnya berbaris dihalaman depan.
Tidak hanya rumah mewah. Disana juga terdapat satu aktivitas yang tidak
lumrah ada di tengah desa terpencil. Aktivitas yang membuat ratusan
bahkan ribuan orang datang berduyun-duyun dari seluruh pelosok
Indonesia. Termasuk juga dari kota besar seperti Jakarta dan Bogor.
Bahkan dari Sumatera dan Kalimantan.
Mobil mewah berjejer di halaman depan
Orang-orang yang datang dari luar daerah dan dari tempat yang jauh,
akan dipersilahkan istirahat di tempat yang telah disediakan. Disana
juga diberikan makanan dan minuman. Semuanya gratis.
Baru keesokan harinya, anda beserta semua tamu akan dikumpulkan di
suatu gedung. Semacam gedung pertemuan balai desa. Disana akan
dijelaskan tentang tujuan sebenarnya. Tentang pekerjaan yang
ditawarkan. Tentang profile perusahaan. Tentang
Questnet (QN).
Ya.. nama perusahaan tersebut adalah Questnet Ltd.
Saya yakin anda pernah mendengarnya. Apalagi bagi orang-orang yang akrab
dengan internet. Karena sangat banyak berita kontroversi mengenai
perusahaan ini. Dari mulai cerita kesuksesan, fenomena QN, sampai pada
berita yang negatif. Penipuan, panangkapan anggota QN, dan pelarangan QN
di beberapa negara. Jelasnya, silahkan anda searching sendiri melalui
Google, Yahoo, atau mesin pencari lainnya.
Bagian luar gedung pertemuan tempat calon member 'diprospek'
Bagian dalam gedung (dari belakang)Bagian dalam gedung (dari depan). Perhatikan para peserta, sebagian besar adalah orang desa.
Questnet (QN) dikenal juga dengan nama Goldquest. Berkantor pusat di
Hongkong. Sejenis Multi Level Marketing (MLM). Namun berbeda dengan MLM
lainnya, QN tidak memasarkan produk. Produk dibeli hanya sebagai
syarat untuk menjadi member. Setelah itu sudah. Tidak ada kewajiban
untuk membeli produk kembali.
Bisnis MLM umumnya mewajibkan anggotanya untuk membeli produk dan
kemudian menjualnya lagi untuk mendapatkan poin. Semakin banyak produk
yang diperjualbelikan, semakin tinggi poin didapatkan. Poin digunakan
untuk mendapatkan komisi dan kenaikan level.
Hal ini tidak terjadi dalam QN. Pada QN, setelah membeli produk, seseorang akan mendapatkan TCO (Tracking Center Owner)
berikut nomor id member. Nah.. Agar mendapatkan komisi (dalam dolar
US), orang tersebut wajib mengajak orang lain untuk membeli produk dan
bergabung dengan QN.
Untuk satu orang yang berhasil diajak bergabung dihargai $ 41.6. Tapi
tidak sesederhana itu. Ada mekanisme khusus dalam prosedur perhitungan
dan perekrutan anggota baru. Seorang member wajib mencari dua orang
anggota baru yang ditempatkan di kanan dan kiri. Dua orang anggota baru
tesebut juga diwajibkan merekrut angota baru lainnya. Kedua sisi kiri
dan kanan harus seimbang dengan kelipatan minimal 3 orang. Jadi komisi
diberikan jika disebelah kiri terdapat 3 orang dan di kanan juga
terdapat 3 orang. Total 6 orang.
Secara sederhana, seorang member (katakanlah A) memperoleh dua orang
anggota baru yang akan menjadi downline-nya (katakan B dan C) yang akan
ditempatkan di kiri dan kanan. A baru akan mendapat komisi jika B dan C
telah berhasil merekrut dua orang lagi. Sehingga disebelah kiri
terdapat 3 orang (B berikut dua orang rekrutannya) dan sebelah kanan 3
orang (C berikut dua orang rekrutannya). Total 6 orang. Karena satu
orang dihargai $ 41.6, maka komisi yang didapat A adalah $ 250 (6 x $
41.6).
Jadi tugas dari member QN hanyalah mencari anggota baru sebanyak mungkin
dan bukan menjual produk. Dan karena hal ini, QN sebenarnya kurang
tepat jika disebut sebagai MLM. Sebetulnya sistem QN mirip dengan bisnis
dengan skema piramid yang dilarang di beberapa negara.
Beberapa promotor Skema Piramida berusaha membuat skema yang kelihatan
mirip dengan metode penjualan berjenjang (MLM). Penjualan berjenjang
adalah suatu sistem bisnis yang legal dan menggunakan jaringan mitra
usaha mandiri untuk menjual produk-produk langsung kepada konsumen.
Agar kelihatan seperti perusahaan penjualan berjenjang, Skema Piramida
menyediakan serangkaian produk yang dinyatakan sebagai produk jualan
untuk dipasarkan langsung kepada konsumen.
Namun demikian, pada kenyataannya hampir tidak ada usaha sama sekali
untuk memasarkan produk-produk tersebut pada konsumen. Sebaliknya,
penghasilan diciptakan berdasarkan perekrutan anggota-anggota baru. Juga
para mitra usaha baru dipaksa untuk membeli sebanyak mungkin produk
yang bernilai besar pada saat mengisi formulir peserta.
Piramida yang paling tersamar tidak terlalu mudah dibongkar kedoknya.
Skema Piramida sering memilih produk-produk yang biaya produksinya murah
namun tidak memiliki nilai di pasaran, seperti produk-produk ajaib
hasil penemuan baru, pengobatan eksotik dan sebagainya. Dengan demikian
sulit dijelaskan apakah produk-produk seperti itu benar-benar memiliki
pangsa pasar.
Dalam usahanya merekrut anggota baru, para anggota QN memiliki metode
tersendiri. Karena tidak semua orang paham internet dan hal yang
berhubungan dengan bank, maka dibentuk team yang mengurus pendaftaran
member. Diantaranya Palapa (Madiun), Kalingga (Purwodadi), dan yang di
Trenggalek ini bernama Amoeba team. Visinya adalah semua anggota akan
mendapat keuntungan dan berhasil bersama. Untuk pendaftaran melalui
team, uang yang harus dibayarkan lebih besar dari uang resmi
pendaftaran. Selisihnya dikembalikan ke panitia (Sub) yang
memberangkatkan calon member ke lokasi seminar (biaya operasional).
Sayangnya, untuk biaya operasional tidak pernah diberitahukan di muka.
justify;">
Amoeba team memiliki semacam salam khusus. “ORA UMUM”. Kata ini
merupakan bahasa jawa yang berarti ‘tidak umum/normal’. Jadi jangan
kaget nanti setibanya disana, anda mendengar banyak orang yang berteriak
‘ORA UMUM.. ORA UMUMM!!’. Mereka bukan orang gila atau stress. Tapi
ini adalah salam sekaligus pembangkit semangat para anggota team.
Spanduk dan umbul-umbul untuk memeriahkan suasana
Amoeba Team; "Ora Umum.."
Tim ini yang nantinya mempunyai tugas dan tanggungjawab terhadap
perekrutan anggota baru. Tim ini juga nanti yang akan mengadakan
seminar dan mendatangkan para pembicara anggota QN yang telah sukses
untuk menjelaskan tentang keuntungan bergabung dengan QN. Yang hanya
dalam hitungan bulan telah berhasil menghasilkan uang ratusan dolar.
Yang memberikan kesaksian betapa mudahnya bergabung dengan QN. Usaha
yang tidak sulit, cepat mendapat keuntungan, komisi dalam dolar US, dan
seribu alasan lainnya mengapa anda harus bergabung dengan QN bila
ingin menjadi orang sukses.
Disampaikan juga para anggota yang sukses tidak harus berpendidikan
tinggi. Dari mulai tukang bakso, tukang loper koran, petani, calo,
sampai preman. Semuanya bisa berhasil. Bahkan disebutkan bahwa orang
yang pertama menerima komisi di daerah jawa tengah adalah seorang bisu.
Dan jika seorang bisu saja bisa menjalankan bisnis ini dan berhasil,
apalagi dengan anda. Pasti akan lebih berhasil.
Seperti seminar MLM pada umumnya. Semua ceita dan penjelasan mengerucut
pada usaha untuk membujuk agar orang mau bergabung dengan bisnis
terkait. Emosi dan perasaan akan diolah dan dimainkan melalui penampilan
para pembicara ulung. Tidak kalah dengan motivator kondang Mario
Teguh, semangat para peserta akan dibakar hingga berkobar-kobar.
Motivasi akan diangkat sedemikian tinggi. Hingga peserta merasa mampu
untuk melakukan apa saja. Mampu mengatasi segala kesulitan. Mampu untuk
meraih sukses sebagaimana yang telah dicapai oleh para senior mereka.
Bergabung dengan QN, dan kesuksesan pun pasti
di capai. Tidak ada yang tidak mungkin. Kalau mereka bisa maka anda
juga pasti bisa. Begitulah kira-kira dogma yang selalu ditancapkan di
kepala para calon member.
Dan jika telah mencapai kondisi ini, maka peserta-pun berduyun-duyun
bergabung dengan QN. Meski harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Meski
harus menjual barang berharga. Meski harus menggadaikan BPKB dan surat
tanah. Bahkan meskipun harus berhutang, mereka rela. Karena mereka
yakin, setelah bergabung dengan QN. Uang yang mereka pakai untuk
mendaftar pasti akan lekas kembali. Bahkan berikut keuntungan ratusan
dolar amerika. Rumah bak istana, mobil mewah, pasti akan segera mereka
miliki.
Dan sepertinya metode yang dijalankan Amoeba team Trenggalek ini
berhasil. Apalagi jika sang calon baru pertama kali datang ke
acara–acara seminar sejenis. Baru pertama kali mengenal usaha MLM. Saya
melihat, setelah para calon anggota selesai mengikuti seminar
(diprospek), mereka tampak sangat antusias untuk bergabung. Ditambah
bujukan dan rayuan dari para rekan mereka yang telah bergabung lebih
dulu. Mereka merasa optimis. Semangat. Seolah baru dilahirkan kembali
menjadi orang lain. Bahkan ada juga yang katanya sampai tidak bisa
tidur. Betul-betul metode perekrutan yang sangat terorganisir dan
efektif.
Untuk bergabung dengan QN calon member wajib membeli satu macam produk. Produk yang ditawarkan meliputi Biodisc
(di klaim memiliki fungsi kesehatan yang dapat memberikan energi
positif), perhiasan, paket liburan, dan koin emas bergambar tokoh dunia.
Minimal uang yang dibutuhkan untuk menjadi member QN sekitar 6,5
sampai 7 juta rupiah. Besar bukan??
Tentunya uang sebesar itu sangat menyulitkan terutama bagi orang-orang
desa yang justru merupakan mayoritas ‘tamu’ yang datang ke Trenggalek.
Oleh karena itu dalam presentasinya para pembicara tidak sungkan-sungkan
untuk menyarankan pada peserta untuk nekat. “Ingin sukses harus nekat..”, katanya.
Dan jargon yang kerap didengung-dengungkan adalah UGD. Utang, Gadai, Doll (jual). Dan jargon ini selalu diteriak-teriakkan pada peserta.
Para peserta disarankan untuk mengutang, menggadaikan surat berharga,
dan menjual apapun yang dimiliki untuk mendapatkan uang guna keperluan
mendaftar. Bahkan salah satu pembicara menyarankan untuk menjual sapi
agar dapat bergabung dengan QN.
Ck..ck.. Ketika mendengarnya saya sangat miris. Bagaimana mungkin mereka
bisa tega menyarankan hal itu. Padahal mereka tau para peserta seminar
adalah orang-orang desa. Para petani. Bukankah itu sama saja dengan
menjual mata pencaharian mereka.
Belum lagi metode perekrutan yang digunakan menghalalkan modus penipuan.
Tidak sedikit para calon anggota baru dibohongi agar bersedia ikut
datang ke Trenggalek. Yang lebih parah, hal ini (berbohong) memang
dianjurkan oleh para senior. Tadinya saya pikir berbohong hanyalah
bentuk kreativitas para anggota untuk membujuk para calon anggota.
Para pembicara tim Amoeba memberikan beberapa kiat agar berhasil dalam
merekrut anggota baru. Beberapa diantaranya adalah jangan pernah
memberitahukan tentang QN kepada para calon anggota. Ajak mereka ke
acara seminar dengan segala cara. Termasuk dengan mengatakan bahwa
disana ada hal-hal yang menyenangkan. Jika calon anggota menyukai musik
dangdut, katakan pada mereka bahwa di Trenggalek ada konser dangdut
besar-besaran. Meskipun sesungguhnya tidak ada. Jadi gunakan segala
cara agar mereka mau bersedia datang. Masalah cara, terserah.
Berbohong-pun silahkan. Sehingga jangan heran bila ada orang-orang yang
bersedia ikut ke Trenggalek meski tidak mengetahui tujuan
keberangkatannya.
Saya berpikir kasihan sekali mereka yang datang dari tempat jauh. Dari
luar daerah. Dari Jakarta. Dari sumatera, Kalimantan, Jember. Mereka
datang dengan sejuta harapan karena iming-iming proyek besar
menguntungkan. Tapi.. ternyata mereka hanya tidak lebih calon anggota
yang akan diprospek untuk menjadi downline belaka.
Ya. Semua hal diatas saya alami sendiri. Betul!! Semuanya saya dengar
dan lihat dengan mata kepala saya sendiri. Foto-foto di sini juga saya
ambil sendiri dengan kamera digital yang kebetulan saya bawa. Bahkan
saya memiliki video ketika salah seorang pembicara menyarankan untuk
menjual sapi untuk mendapat uang guna pendaftaran.
“UGD.. !! Utang Gadai Doll..!! Utang Gadai Doll!! Utang Gadai Doll!!..” teriak sang pembicara dengan penuh semangat.
Saya sebetulnya percaya kalau bisnis semacam ini, termasuk juga MLM,
dapat menghasilkan keuntungan. Saya juga percaya banyak orang yang telah
sukses melalui bisnis ini. Namun saya kurang menyukai bisnis seperti
ini. Semua lebih karena prinsip.
Dalam setiap seminarnya, mereka selalu menunjukkan para anggota yang
telah sukses. Lengkap dengan bukti cek pembayaran dan uang jutaan sebagi
bukti nyata. Tapi tidak pernah disampaikan berapa persen orang yang
berhasil dari sekian banyak orang yang telah mendaftar. Saya yakin.
Mereka yang berhasil sangat sedikit dibanding yang tidak berhasil.
Karena keberhasilan satu dua orang, harus mengorbankan banyak anggota
yang lain. Jadi seolah senang diatas penderitaan orang lain. Itu yang
membuat saya tidak tertarik.
Dan menurut saya. Keberhasilan usaha ini tidak seperti yang
digembor-gemborkan selama ini. Coba pikirkan. Untuk mendapatkan
keuntungan minimal saja ($ 250), seorang anggota wajib mempunyai 6
anggota baru. Jadi 1 banding 6. Dan jika 100 orang, harus terkumpul 600
orang anggota baru. Jika 1000, dperlukan 6000 anggota baru. Coba lihat.
Perlu 6000 anggota baru. Itu hanya untuk mendapat komisi minimal saja.
Saya yakin dari 6000 anggota baru, hanya 10 orang yang sukses dan
menikmati komisi sampai ratusan juta. Hanya 10 orang dari 6000 orang.
Hanya 0.167 %. Kecil sekali. Dan untuk merekrut dan membujuk orang
ternyata tidak semudah kelihatannya, malah cenderung sulit.
Selain itu saya tidak suka dengan cara kerja sistem seperti ini. Menurut
saya (dan agama saya), usaha yang baik adalah usaha yang melibatkan
pembangunan fisik dan bermanfaat bagi rakyat banyak. Misalnya UKM,
dagang, menjahit, dan sebaginya. Tidak hanya menguntungkan secara
ekonomi bagi pengusaha, tapi produknya juga memberi manfaat pada
konsumen dan orang banyak. Jelas disana ada perputaran uang. Sedangkan
dalam sistem QN, uang hanya mengalir keatas. Keuntungan diperoleh dari
uang pendaftaran para anggota baru. Bisnis ini tidak memberi manfaat
bagi orang banyak kecuali bagi para anggota, itupun anggota yang sukses.
Note: Artikel ini saya buat berdasarkan pengalaman dan pendapat
pribadi. Semua yang saya tulis adalah murni pendapat saya. Silahkan
untuk setuju atau tidak setuju. Silahkan juga untuk memberi komentar
dengan etika sopan santun yang baik. Mohon jangan gunakan kata-kata
kotor dan tidak pantas. Terima kasih.
sumber : http://wahyuriyadi.blogspot.com/2008/10/menggapai-dolar-di-bumi-trenggalek.html?commentPage=2